Friday, March 22, 2013

Fitness..

Fitness, merupakan sebuah kata dalam bahasa inggris. Menurut kamus besar google translate, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, fitness adalah kebugaran. Kata dasarnya adalah 'fit' yang artinya bugar, dan ditambahin -ness, jadinya fitness, artinya berubah pula jadi 'kebugaran. Fitness merupakan kata yang berada dalam kategori 'kata benda'.

Namun, penggunaan kata fitness sudah agak2 sedikit lumayan nyimpang banget dari jalurnya. Fitness sering diartikan sebagai kata kerja atau digunakan untuk menggambarkan sebuah aktivitas tertentu. Silahkan anda cari di google image, dan ketik kata fitness, lihat foto apa yang akan keluar, pasti terspesifikasi pada suatu aktivitas. Entah dari mana, pokoknya kalo ada orang yang menyebut kata 'fitness' yang terbayang dalam pikiran kita adalah sebuah aktivitas di dalam ruangan, dimana orang - orang di dalamnya melakukan kegiatan berolahraga, entah itu aerobik, angkat beban, lari di tempat pake mesin, dan lain sebagainya.  "fitness yok!", "gue mau fitness nih gan", "yok lah nge-fitness bareng".

Tentu dari segi bahasa, penggunaan fitness sebagai kata kerja adalah keliru. Karena asal kata fitness adalah kata benda. Diartikan ke bahasa indo juga maknanya 'kebugaran', bukan 'ngebugarin diri'. Seenggaknya, ya seengaknyalah, jika ingin menggunakan fitness untuk menggambarkan sebuah aktivitas, tidak hanya terpaku pada aktivitas olahraga di dalam ruangan seperti yang saya gambarkan di paragraf sebelumnya. Tentu saja tidak hanya angkat beban, lari di tempat, atau aerobik yang memberikan kebugaran bagi tubuh. Olahraga lain seperti futsal, sepakbola, tenis meja, dan lain sebagainya juga dapat memberikan kebugaran bagi tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua olahraga yang dapat memberikan 'kebugaran' dapat dikategorikan sebagai 'fitness' jika ingin menggunakan 'fitness' sebagai kata kerja, yang tentu saja dari segi bahasa tetap keliru.

Caption : ini fitness! fitness tarkam

Jika dari segi bahasa, penggunaan kata fitness sebagai kata kerja itu keliru, tapi dari segi fungsional hal tersebut sah - sah saja. Pengubahan kata fitness yang juga menjadi kata kerja telah menambah kapabilitas si kata "fitness" itu sendiri. Ia menjadi kata yang multitalenta karena tidak hanya bisa digunakan sebagai kata benda, tetapi juga kata kerja, atau menggambarkan sebuah aktivitas.  Tentunya segala kekeliruan ini berasal dari sebuah kebiasaan. Saya ingin mengutip perkataan Jaya Suprana, bahwa "akibat semua (orang) keliru, pada akhirnya semua akan menjadi benar"...

Tuesday, March 19, 2013

Isolasi

Lagu kedua saya. berjudul isolasi. bukan lakban..
Lirik :
Terbuang, berlari untuk sembunyi
Temui hatinya, yang tak terdiam

Berlari, Jiwanya pun tak kembali
Temani sepinya, di tengah keramaian ini

Reff
Mencari senyuman itu...
Arungi kenangan rindu...

Terdiam, gelap malam tak termuram
Resapi sepinya, dan keheningan langit ini
*back to reff

Thursday, March 14, 2013

"Laki itu..."

Banyak orang bilang "Laki itu, pantang memperlihatkan air mata...". "laki itu pake baju item", "jiwa laki minum extra joss", "pria, butuh nutrisi tinggi" *Iklan L- Men (lah ni ngaco)...Dan menurut pendapat gue "laki itu.." adalah konstruk. Ya jargon - jargon yang menjelaskan mengenai konsep laki adalah konstruk yang dibuat , entah untuk sekedar iseng, ataupun untuk komoditas bisnis. Tapi sebagian orang menganggap bahwa 'makna laki' yang terdapat pada jargon2 tersebut merupakan sebuah konsep yang harus dimiliki oleh seorang laki, dan secara tidak sadar menganggap bahwa laki itu harus mengikuti konsep2 yang mereka katakan. Ujung2nya jika kita tidak mengikuti konstruk tersebut, maka kita akan disebut tidak laki. Padahal sebelum konstruk "laki itu" muncul, hal2 tersebut tidak ada masalah dilakukan atau dimiliki oleh seorang lelaki.
 
Sebagai contoh, iklan L - Men, dalam iklan tersebut ada sebuah kalimat,"Pria butuh nutrisi tinggi" atau iklan Xtra Joss, yang copy iklannya berbunyi "Pekerja Lapangan itu Laki!"..itulah salah satu konstruk yang mereka bentuk, dalam hal ini untuk komoditas bisnis. Konsep laki dan pria yang mereka bentuk ditujukan agar para laki - laki memiliki pemikiran bahwa untuk menjadi seorang Laki haruslah berbadan kekar, atau seorang laki haruslah berstamina kuat sepanjang hari hingga dipaksakan yang akhirnya malah mengkonsumsi doping seperti XtraJoss dll.

Secara tidak sadar konsep "laki" itu adalah manusia sendiri yang membentuknya, entah dari mana asalnya mengapa seorang laki harus begini, dan harus begitu. Kita tak pernah menemukan hakikat seorang laki, karena semua itu adalah konstruk yang dibentuk oleh orang, dan pada akhirnya mempengaruhi pemikiran orang lain mengenai konsep laki. Setiap orang memiliki kebebasan untuk menjadi diri sendiri dan membentuk konsep laki sesuai dengan pemikirannya sendiri. Agar tidak terjebak dengan konstruk laki yang dibuat oleh orang lain, mengapa kita tidak membuat konsep laki menurut diri kita sendiri saja? Kalau konsep laki menurut saya, "laki itu kalo abis minum es teh, es batunya dikunyah!", atau "laki itu adalah kalo minum kopi panas, tapi ga di sruput." ga sih itu cuma becanda.