Thursday, May 26, 2011

Seonggok Kayu sebagai "Media" Komunikasi

Bagi yang suka bermain alat musik, terkadang memiliki keinginan untuk menampilkan kemampuan yang kita miliki kepada orang lain. Manusiawi memang, namun ingatlah bahwa musik bukanlah alat 'pencitraan', dan ingat juga bahwa kita tidak sedang tampil sendirian. Kita tampil bersama instrument musik yang kita gunakan, dan sering kali kita melupakan peran dan hasil jerih payah mereka disaat bermusik.

Gambar 1. Cholil Mahmud (ERK) bersama Fender Telecaster Standard

Saya menganalogikan bahwa ngegitar merupakan sebuah proses komunikasi. Disaat bermain gitar, kita dan gitar yang kita pegang ibarat sedang berkomunikasi secara linier dengan komunikan. Pemain gitar adalah komunikator dan pendengar adalah komunikan. Pesan yang disampaikan adalah suara dan alunan gitar yang kita mainkan. Sedangkan channelnya adalah amplifier, dan gitar itu sendiri. Pesan akan tersampaikan dengan baik kepada komunikan apabila kita mampu memaksimalkan energi diri kita, dan energi gitar yang kita mainkan...
Seorang gitaris membutuhkan gitar untuk dapat memfungsikan kemampuan yang ia miliki. Dalam hal ini gitar berperan sebagai sebuah "media". Media untuk menyampaikan 'pesan' kepada para pendengar. Sebaliknya, sebuah gitar juga tidak dapat berperan apa - apa ketika tidak ada orang yang mau memainkan dirinya. Bagi sebuah gitar, manusia adalah media yang ia (baca : gitar) gunakan untuk dapat menyampaikan suara merdunya kepada pendengar.



Gambar 2. Alex Turner (arctic monkeys) bersana Vintage Ovation Viper
Ibarat ber-fusion dalam serial kartun dragon ball , kita pun secara tidak langsung juga dapat melebur bersama gitar yang kita mainkan. Berfusion dalam hal ini bukan berarti kita menyatu dengan kayu gitar, tetapi berfusion yang dimaksud dalam hal ini adalah menyatukan jiwa kita dengan gitar dan menyadari bahwa diri kita sedang menyampaikan sebuah 'pesan'. Semakin sempurna kita melebur bersama, maka 'pesan' yang terbentuk juga akan semakin indah. Tidak hanya itu, kenikmatan dan kepuasan juga akan kita dapatkan ketika kita 'bermain' dengan penuh 'keintiman' bersama gitar yang kita pegang.


Gambar 3. Tom Delonge bersama gibson ES - 333 custom.

Sunday, May 22, 2011

ERK batal ke taman budaya

Para pembaca yang budiman dan terhormat, bagi saya cukup mengecewakan setelah mendengar kabar bahwa ERK batal untuk tampil di taman budaya Yogyakarta. Padahal semenjak tau ERK akan tampil di Yogyakarta, ane udah mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk bertemu Cholil dan kawan - kawan untuk berkaraoke bersama. Entah kenapa antusiasme ane untuk menyimak gig band indie tersebut lebih besar ketimbang menyimak band - band Indonesia papan atas yang udah sering ngamen di Yogyakarta. ERK membuat ane antusias untuk menyimak gig band Indonesia xD...bukan dengan performancenya, tetapi dengan musikalitasnya... Masalah perijinan tempat yang katanya menjadi biang kerok. Informasi ini ane dapatkan di twitter, ini nih penampakannya.


Kicauan itu awalnya disampaikan oleh @yuraiii..yang mengecewakan, tweet si @yuraiii itu di RT oleh @efekrumahkaca yang merupakan akun twitter resmi milik efek rumah kaca. Hal ini secara gak langsung menunjukkan bahwa ERK positif dengan informasi yang diberikan @yuraiii. Begitulah..

Tapi gig itu cuma hiburan. yang terpenting, kita terus berkarya dengan tetap menanamkan idealisme dalam hati. Bukan hal gampang, tetapi mari terus berusaha..:)

*masih menunggu untuk album ketiga yang katanya akan rilis di tahun ini...

Sumber Foto : fajarprasetyo.blogspot.com

Saturday, May 21, 2011

Peresmian Toilet Baru! *gunting pitaa...

bagi saya, meluncurkan blog baru diibaratkan membuat sebuah perubahan yang besar dalam hidup.*lebeee...di dalam blog baru terdapat semacam semangat baru, warna baru, url yg baru,,dan juga merintis terbentuknya kejenuhan yang baru..pokonya serba baru...
seenggaknya blog ini akan menjadi wadah bagi saya untuk mencurahkan isi hati dan pikiran, membuang sampah, menyampaikan pesan, dan mempresentasikan diri. Mohon maap aja kalo para pembaca terkadang akan melihat susunan kata saya yang belepotan kaya barang - barang yang berserakan. Apa yang saya makan adalah apa yang saya baca, rasakan, dengar dan perhatikan. Dan yang saya buang (feses) adalah apa yang saya tuliskan dan pembaca baca di blog ini. blog ini akan saya gunakan disaat saya membutuhkannya..jika twitter adalah toilet umum,,blog ini adalah toilet pribadi saya....Toilet digital...